Biologi Konservasi adalah ilmu lintas-disiplin (terpadu) yang dikembangkan untuk menghadapi berbagai tantangan demi melindungi spesies dan ekossistem. Terdapat tiga tujuan : pertama, menyelidiki dampak manusia terhadap keberadaan dan kelangsungan hidup spesies, komunitas, dan ekosistem; kedua, mengembangkan pendekatan praktis untuk mencegah kepunahan spesies, menjaga variasi genetik dalam spesies, serta melindungi dan memperbaiki komunitas biologi dan fungsi ekosstem terkait ; dan ketiga, mempelajari serta mendokumentasikan seluruh aspek keanekaragaman hayati di bumi (Wilson 1992). Ilmuan dan praktisi dari negara-negara di seluruh dunia menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut untuk mengatasi masalah-masalah konservasi, sebagaimana upaya konservasi penyu lautdi brazil, berikut ini.
PENDEKATAN BIOLOGI KONSERVASI LINTAS DISIPLIN, STUDI KASUS PENYU LAUT.

Mengapa biologi konservasi dibutuhkan?
Biologi Konservasi muncul pada tahun 1980-an karena disiplin ilmu ilmu terapan yang bersifat tradisional mengenai pengelolaan sumber daya, termasuk kehutanan, pertanian, biologi perikanan, dan pengelolaan satwa liar, tidak cukup komprehensif untuk mengatasi ancaman utama terhadap keanekaragaman hayati.
Bioogi Konservasi merupakan sintesa dari banyak ilmu-ilmu dasar (Antropologi, biogeografi, ekologi, ilmu lingkungan, biologi evolusi, genetika, biologi populasi, sosiologi, taksonomi dan ilmu biologi, fisika dan sosial lain) yang memberikan prinsip-prinsip dan pendekatan baru untuk bidang aplikasi pengelolaan sumber daya (pertanian, pengembangan masyarakat, pengelolaan perikanan, kehutanan, tata ruang, penangkaran, pengelolaan populasi, pembangunan berkelanjutan, pengelolaan satwa liar dan aktivitas pengelolaan sumber daya lainnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar