Bukannya chauvinis, tapi kerokan berbeda dengan akupuntur. Kerokan punya dasar ilmiah. Disertasi doktor Didik Tamtomo dari FK UNS membahas khusus sisi kedokteran dari kerokan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa kadar IL-1B, C1q dan B-endorfin setelah kerokan cenderung meningkat, yang bermaknamenyebabkan nyeri otot berkurang, rasa nyaman, segar dan eforia. Sedang kadar C3 dan PGE2 setelah kerokan cenderung menurun yang m enyebabkan nyeri otot berkurang.
Berbeda dengan istilahnya, masuk angin sebenarnya bukan angin yang masuk
ke tubuh, tetapi pembuluh darah di kulit menyempit. Penyempitan ini
dapat disebabkan terpaparnya kulit pada udara atau angin dingin sehingga
kulit bereaksi dengan mempersempit pembuluh darah. Jadi bukan angin
yang masuk, tapi pembuluh darah kedinginan. Penyebab lain yang umum dari
penyempitan ini adalah kurang gerak. Dinding pembuluh darah menjadi
kurang keluwesan.
Dengan menyempitnya pembuluh darah, otot
menjadi kekurangan pasokan oksigen sehingga mengalami nyeri otot
(mialga) atau pegal-pegal. Mekanisme kekebalan tubuh juga menurun akibat
penyempitan pembuluh darah kulit sehingga rentan serangan virus.
Kerokan
berfungsi memperlebar pembuluh darah kulit, terutama daerah punggung
yang pembuluh darah kulitnya paling panjang dan menyebar ke mana-mana.
Ketika dikerok, muka pembuluh darah kapiler di permukaan kulit pecah dan
memaksa pembuluh darah di sekujurnya melebar. Pelebaran yang ditandai
pembesaran diameter vaskuler ini juga disertai dengan migrasi sel darah
putih, agen kekebalan tubuh yang tertipu karena mengira tubuh luka. Sel
darah fungsi berfungsi menyerang virus dan bakteri yang mungkin ada
sehingga bila memang ada di sepanjang jalan, para penyerang ini dapat
dibasmi.
Pecahnya wajah pembuluh darah
di permukaan kulit selain melebarkan bagian bawah pembuluh juga
memaparkan bagian terdalam lapisan pembuluhnya (jaringan endotel) pada
tekanan kerokan. Tubuh bereaksi dengan mengeluarkan propiomelanokortin
(POMC). Polipeptida ini dipecah oleh tubuh dan menghasilkan perubahan
para mediator pendarahan seperti beta endorfin, PGE2, C3, IL-1 beta dan
Clq. IL-1 beta, Clq dan Beta endorfin meningkat sementara C3 dan PGE2
menurun.
Komponen beta endorfin lah
yang membuat tubuh merasa nyaman dan berefek candu. Orang bisa kecanduan
kerokan dan ini tidak baik untuk kesehatan. Dampaknya kerokan berkala
dapat menjadikan kulit iritasi dan pembuluh darah halus mudah pecah.
Menurunnya
komponen PGE2 menaikkan kepekaan nosiseptor sentra sensitisasi.
Meningkatnya kepekaan ini menyebabkan rasa nyeri saat dikerok. Di sisi
lain, peningkatan IL-1 beta dan Clq disertai penurunan C3 bersama-sama
memunculkan rasa segar, nyaman dan eforia.
Kerokan juga memicu reaksi kardiovaskuler. Suhu tubuh naik sedikit sekitar 0,5 hingga 2 derajat Celsius.
Referensi
BUNYU ONLINE – Kalimantan Timur. Minggu, 17 Januari 2010. Tinjauan medis tentang kerokan
Antozz. Juli 31, 2008. Kerokan dalam pandangan medis
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FIKS1TI/207511092/BAB%20I.pdf
Referensi lanjut :
Didik Tamtomo. 2011. Kajian Biologi Molekuler Pengobatan Tradisional Kerokan pada Penanggulangan Mialgia. Disertasi. UNS.